Jumat, 07 Desember 2012

 INFEKSI NOSOKOMIAL (INOS)

A.Definisi
            Infeksi adalah proses dimana seseorang rentan (susceptible) terkena invasi agen patogen atau infeksius yang tumbuh, berkembang biak dan menyebabkan sakit. Yang dimaksud agen bisa berupa bakteri, virus, jamur, dan parasit. Penyakit menular atau infeksius adalah penyakit tertentu yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung.
Nosokomial berasal dari bahasa Yunani, dari kata nosos yang artinya penyakit dan komeo yang artinya merawat. Nosokomion berarti tempat untuk merawat/rumah sakit. Jadi, infeksi nososkomial dapat diartikan sebagai infeksi yang terjadi di rumah sakit.

B.Cara Penularan Infeksi Nosokomial
1.    Penularan secara kontak
       Penularan ini dapat terjadi secara kontak langsung, kontak tidak langsung dan droplet. Kontak langsung terjadi bila sumber infeksi berhubungan langsung dengan penjamu, misalnya person to person pada penularan infeksi virus hepatitis A secara fecal oral. Kontak tidak langsung terjadi apabila penularan membutuhkan objek perantara (biasanya benda mati). Hal ini terjadi karena benda mati tersebut telah terkontaminasi oleh infeksi, misalnya kontaminasi peralatan medis oleh mikroorganisme.
2.    Penularan melalui Common Vehicle
       Penularan ini melalui benda mati yang telah terkontaminasi oleh kuman dan dapat menyebabkan penyakit pada lebih dari satu penjamu. Adapun jenis-jenis common vehicle adalah darah/produk darah, cairan intra vena, obat-obatan dan sebagainya.
3.    Penularan melalui udara dan inhalasi
       Penularan ini terjadi bila mikroorganisme mempunyai ukuran yang sangat kecil sehingga dapat mengenai penjamu dalam jarak yang cukup jauh dan melalui saluran pernafasan. Misalnya mikroorganisme yang terdapat dalam sel-sel kulit yang terlepas  (staphylococcus) dan tuberculosis.
4.    Penularan dengan perantara vektor
       Penularan ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal. Disebut penularan secara eksternal bila hanya terjadi pemindahan secara mekanis dari mikroorganisme yang menempel pada tubuh vektor, misalnya shigella dan salmonella oleh lalat.
Penularan secara internal bila mikroorganisme masuk ke dalam tubuh vektor dan dapat terjadi perubahan secara biologis, misalnya parasit malaria dalam nyamuk atau tidak mengalami perubahan biologis, misalnya yersenia pestis pada ginjal (flea).

C.Dampak Infeksi Nosokomial
    Infeksi nosokomial memberikan dampak sebagai berikut :
1.    Menyebabkan cacat fungsional, stress emosional dan dapat menyebabkan cacat yang permanen serta kematian.
2.    Dampak tertinggi pada negara berkembang dengan prevalensi HIV/AIDS yang tinggi.
3.    Meningkatkan biaya kesehatan diberbagai negara yang tidak mampu dengan meningkatkan lama perawatan di rumah sakit, pengobatan dengan obat-obat mahal dan penggunaan pelayanan lainnya, serta tuntutan hukum. 

D.Pengendalian dan Pencegahan Infeksi Nosokomial
1.    Perbaiki Ketahanan Tubuh
       Di dalam tubuh manusia, selain ada bakteri yang patogen oportunis, ada pula bakteri yang secara mutualistik yang ikut membantu dalam proses fisiologis tubuh, dan membantu ketahanan tubuh melawan invasi jasad renik patogen serta menjaga keseimbangan di antara populasi jasad renik komensal pada umumnya, misalnya seperti apa yang terjadi di dalam saluran cerna manusia. Pengetahuan tentang mekanisme ketahanan tubuh orang sehat yang dapat mengendalikan jasad renik oportunis perlu diidentifikasi secara tuntas, sehingga dapat dipakai dalam mempertahankan ketahanan tubuh tersebut pada penderita penyakit berat. Dengan demikian bahaya infeksi dengan bakteri oportunis pada penderita penyakit berat dapat diatasi tanpa harus menggunakan antibiotika.
2.    Ruangan Isolasi
       Ruang isolasi merupakan suatu ruangan yang khusus disediakan untuk pasien-pasien yang memiliki penyakit yang menular, dimana ruang isolasi ini sangat diperlukan terutama untuk penyakit yang penularannya melalui udara, contohnya tuberkulosis, dan SARS, yang mengakibatkan kontaminasi berat. Penularan yang melibatkan virus, contohnya DHF dan HIV dan juga digunakan untuk pasien yang menggunakan obat immunosupresan agar terhindar dari infeksi.
Tetapi menjaga kebersihan tangan dan makanan, peralatan kesehatan di dalam ruang isolasi juga sangat penting. Ruang isolasi ini harus selalu tertutup dengan ventilasi udara selalu menuju keluar. Sebaiknya satu pasien berada dalam satu ruang isolasi, tetapi bila sedang terjadi kejadian luar biasa dan penderita melebihi kapasitas, beberapa pasien dalam satu ruangan tidaklah apa-apa selama mereka menderita penyakit yang sama

D. Cara Pencegahan Infeksi Nosokomial
     Dengan menggunakan Standar kewaspadaan terhadap infeksi, antara lain
a.    Cuci Tangan 
  • Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi
  • Segera setelah melepas sarung tangan
  • Di antara sentuhan dengan pasien
b.    Sarung Tangan
  • Bila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, dan bahan yang terkontaminasi.
  • Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka
c.    Masker, Kaca Mata, Masker Muka
  • Mengantisipasi bila terkena, melindungi selaput lendir mata, hidung, dan mulut saat kontak dengan darah dan cairan tubuh.
d.    Baju Pelindung
  • Lindungi kulit dari kontak dengan darah dan cairan tubuh
  • Cegah pakaian tercemar selama tindakan klinik yang dapat berkontak langsung dengan darah atau cairan tubuh
e.    Kain
  • Tangani kain tercemar, cegah dari sentuhan kulit/selaput lendir
  • Jangan melakukan prabilas kain yang tercemar di area perawatan pasien
f.    Peralatan Perawatan Pasien
  • Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk mencegah kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir dan mencegah kontaminasi pada pakaian dan lingkungan
  • Cuci peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali
g.    Pembersihan Lingkungan
  • Perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi peralatan dan perlengkapan dalam ruang perawatan pasien
h.    Instrumen Tajam
  • Hindari memasang kembali penutup jarum bekas
  • Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai
  • Hindari membengkokkan, mematahkan atau memanipulasi jarum bekas dengan tangan
  • Masukkan instrument tajam ke dalam tempat yang tidak tembus tusukan
i.    Resusitasi Pasien
  • Usahakan gunakan kantong resusitasi atau alat ventilasi yang lain untuk menghindari kontak langsung mulut dalam resusitasi mulut ke mulut
j.    Penempatan Pasien
  • Tempatkan pasien yang mengontaminasi lingkungan dalam ruang pribadi / isolasi

Tidak ada komentar: